(Rabu Legi, 24/6/2020) – HR Kelahiran S. Yohanes Pembaptis, Luk 1:57-66.80
Masa kecil! Masa kecil sering diakui sebagai masa yang indah. Ngidak-idak/mijitin ayah, pasar-pasaran, buat rumah-rumahan, main bersama teman, nonton TV bersama sungguh menggembirakan.
Banyak tindakan masa kecil dibenci, namun dirindukan saat dewasa. Benci makan sayur, tapi sekarang baru nyadar pentingnya makan sayuran. Mendongkolnya bukan main saat jam menunjukkan pukul 21.00 waktu Indonesia menurut ibu, tapi sekarang menyadari bahwa badan butuh waktu cukup untuk istirahat.
Saat kecil, orang dewasa terasa sangat menyebalkan, karena membuat banyak aturan. Setelah dewasa, orang baru mengerti di balik segala aturan, ternyata terdapat nilai yang membiasakan orang untuk hidup baik.
“Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.” (Luk 1:80)
Hari ini kita merayakan ulang tahun Yohanes Pembaptis. Kita tahu peristiwa kelahirannya, namun tidak tahu persis bagaimana masa kecil atau hidup tersembunyinya sebelum berkarya.
Saat dewasa, Yohanes Pemandi terkenal sebagai seorang pendoa, pribadi yang tegas dan sederhana, nabi yang sangat berani, pribadi yang setia menyuarakan pertobatan dan pembaruan hidup. Boleh dipastikan, kehebatannya itu juga dipengaruhi oleh masa kecilnya. Rupanya di masa kecilnya, sebagai anak tunggal dan mahal, ia tidak mengalami defisit kasih, sehingga saat dewasa ia menjadi pribadi yang unggul.
Marilah kita bersyukur atas pendidikan Tuhan lewat orang tua dan siapa pun saat kita masih kecil. Mengenang masa kecil tidak jarang menyemangati hidup, membuat hidup terasa lebih bermakna, menjadikan diri merasa lebih dicintai oleh banyak orang dan membuat orang selalu optimis penuh pengharapan.
(abakaeb, Rm. Paulus Supriya, Pr. – Pugeran Yogyakarta)