(Sabtu Wage, 27/6/2020) – Mat 8: 5 – 17
Direktur! Siang hari bolong, panas terik menyengat, datang seorang tamu ke pastoran, ”Selamat siang rama. Masih ingat saya, rama?” “Masih. Bapak kan Direktur Pabrik Gula Madukismo ya?” jawab saya sedikit ragu. Ia tidak Katolik, datang ke pastoran untuk memintakan pemberkatan anak buahnya yang baru saja dipanggil Tuhan.
Seperginya dari pastoran, saya berpikir, ”Ia direktur. Tidak terbiasa datang di lingkungan Katolik. Tapi ia memintakan berkat sebagai bekal perjalanan pegawainya ke surga. Sungguh pribadi yang penuh tanggung jawab dan rendah hati.”
Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” (Mat 8:5-6)
Perwira itu datang kepada Yesus terdorong karena hambanya sakit. Kendati tidak mengenal ke-Tuhan-an Yesus, ia mengakui Yesus bisa menyembuhkan. Perwira itu tahu, sebagai orang Yahudi, Yesus dilarang masuk rumah orang bukan Yahudi. Perwira itu tahu diri. Ia merasa tidak layak menerima Yesus, maka ia hanya meminta Yesus berkata sepatah kata saja. Itu sudah cukup.
Sungguh, perwira itu merupakan pribadi yang penuh tanggung jawab. Kesadaran akan tanggung jawabnya mendorongnya proaktif, rendah hati dan akhirnya percaya kepada Yesus. Tanggung jawab manusiawi itu mengantar dirinya percaya kepada Yesus.
Secara khusus, kita mohon kepada Tuhan Yesus agar berkenan berkata sepatah kata saja bagi berakhirnya pandemi korona dan menganugerahi vaksin. Kita sungguh percaya pada kuat kuasa-Nya.
Masing-masing orang mempunyai tanggung jawab, baik tanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, keluarga, paguyuban kekatolikan, masyarakat, bangsa atau negara dan alam semesta. Semoga kita selalu sehat dan bahagia melaksanakan tanggung jawab itu.
(abakaeb, Rm. Paulus Supriya, Pr. – Pugeran Yogyakarta)