(Selasa Pahing, 30/6/2020) – Mat 8:23 – 27
Takut! Dalam bahasa Ingris berarti “fear.” Kata itu terdiri dari 4 huruf yaitu F, E, A, dan R. Dalam kreativitas kata atau othak-athik gathuk, kata-kata itu bisa mengandung dua kemungkinan arti.
Pertama f: forget atau lupakan, e: everythings atau segala sesuatu, a: and atau dan, r: run atau lari. Maka bisa diartikan, bila ada ketakutan, kita menghindari dan lari. Bisa jadi sikap ini tidak menyelesaikan masalah, malah menambah masalah.
Kedua f: face/fight atau menghadapi, e: everythings atau segala sesuatu , a: and atau dan, r: rise atau bangkit. Saat orang bertemu dengan ketakutan, ia bangkit menghadapi agar tetap maju berkembang.
Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. (Mat 8:26)
Lokasi alam Danau Galilea yang memiliki luas 240 km2, memungkinkan terjadinya pertemuan angin dingin dan panas. Pertemuan ini bisa secara tiba-tiba membentuk badai dan menimbulkan gelombang dahsyat.
Sekonyong-konyong, badai dan gelombang besar mengamuk perahu yang ditumpangi Yesus dan murid-murid-Nya. Para murid berada dalam kepanikan dan merasa sebentar lagi akan binasa, sedangkan Yesus tertidur. Akhirnya Yesus menghardik angin dan danau menjadi teduh.
Peristiwa ini menegaskan bahwa dalam ketakutan, kecemasan, pengikut Tuhan harus yakin bahwa Ia tetap menyertai sampai akhir zaman.
Semoga saat menghadapi berbagai macam persoalan, khususnya pendemi ini, kita tidak kehilangan asa, namun tetap percaya akan penyertaan-Nya, bangkit melanjutkan hidup dan berkembang.
(abakaeb, Rm. Paulus Supriya, Pr. – Pugeran Yogyakarta)