(Kamis Wage, 28/5/2020) – Yoh 17:20 – 26
Kodok! Kodok adalah katak, binatang amfibi. Jaringan Kodok bukan merupakan sistem hubungan antar hewan katak tersebut, melainkan singkatan dari Jaringan Persaudaraan antar Kelompok Doa Keuskupan Agung Semarang.
Keuskupan Agung Semarang mempunya banyak sekali kelompok doa yang tersebar di berbagai paroki. Hal ini merupakan anugerah tersendiri bagi Keuskupan Agung Semarang karena menjadi kekuatan rohani Gereja.
Apabila dikelompokkan berdasarkan jenisnya terdapat 34 rumpun kelompok. Rumpun yang terbesar yaitu Kerahiman Ilahi, Komunitas Tri Tunggal Mahakudus (KTM), Legio Mariae dan Pembaruan Karismatik Katolik (PKK).
Setiap kelompok doa maupun Jaringan Kodok sendiri mempunyai pengurus, baik tingkat paroki, kelompok kategorial, kevikepan maupun keuskupan.
Anggota kelompok doa bertekun dalam doa dan rajin melakukan amal kasih sesuai dengan spiritualitas masing-masing kelompok doa.
Itulah usaha-usaha menghayati Gereja yang selalu berdoa.
“Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yoh 17:20-21)
Yesus mendoakan murid-murid-Nya dahulu maupun sekarang. Ia menghendaki agar semua murid-Nya bersatu dengan Bapa, mengalami kasih-Nya, dan hidup seterut teladan Kristus. Dan akhirnya dalam naungan rahmat-Nya, kesatuan murid-murid diharapkan membawa banyak orang percaya.
Roh Kudus adalah guru doa. Ia selalu membimbing kita berdoa secara benar. Kita perlu rendah hati, sungguh percaya dan tekun untuk bisa mengerti tuntunan Roh Kudus. Orang juga harus waspada pada godaan roh jahat yang membuat malas berdoa atau menganggap doa tidak berarti lagi.
Jaringan Kodok rasanya juga merupakan anugerah Roh Kudus. Doa pagi dan malam, doa sebelum dan sesudah makan, ibadat harian, Ekaristi hari Minggu, rosario, dan pesta-pesta liturgi merupakan imun yang unggul untuk menjaga agar kita berdoa terus menerus (bdk. KGK 2697-2698.2720). (Abakaeb, Rm. Paulus Supriya, Pr. – Pugeran Yogyakarta).