(Sabtu Kliwon, 13/6/2020), Pw. S. Antonius dr Padua, ImPujG – Mat 5:33 – 37
Bohong putih! Adalah berbohong demi kebaikan. Dalam kelompok lain kebohongan jenis ini diakui, namun di lingkungan Katolik sama sekali tidak dibenarkan.
Dalam Alkitab ada tokoh-tokoh iman yang berbohong, umpamanya Abraham, Yakub, Rahab. Namun hal itu bukan berarti diperbolehkan atau petunjuk yang harus diikuti.
“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Mat 5:37)
Yesus mengajarkan supaya berkata dengan benar, untuk itu tidak perlu mengangkat sumpah. Kebenaran sabda Yesus membawa keselamatan. Kebohongan ular si jahat menimbulkan kematian, membuat manusia sengsara.
Tabiat batin yang baik mengatakan ya apabila memang ya, dan mengatakan tidak apabila memang tidak. Tabiat batin orang yang tidak baik, perkataannya tidak berdasarkan hati namun bedasarkan lidahnya. Bicaranya tergantung kepentingan atau keuntungan yang mau didapat sekalipun bertentangan dengan hatinya.
Allah selalu mengatakan kebenaran. Iblis adalah kebohongan, maka perkataannya pun selalu bohong. Iblis selalu lihai memutar ya menjadi tidak tergantung keuntungannya.
Setiap kali kita berkata-kata, ikut Allah atau ikut Setan Iblis?
(Abakaeb, Rm. Paulus Supriya, Pr. – Pugeran Yogyakarta)