RENUNGAN HARIAN | Jangan Balas Dendam

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on email

(Senin Pahing, 15/6/2020) – Mat 5:38 – 42

Balas dendam! Salah satu racun mematikan, bahkan menjadi motif tertinggi tindak kejahatan setelah kemiskinan.

Sakit rasanya bila orang disakiti atau dikhianati. Maka orang balas dendam, bahkan ia merasa ‘balas dendam lebih kejam dari perbuatan.’

Hati belum puas, orang menghendaki yang menyakiti menderita, dan menderita selama hidupnya. Orang tidak ikhlas ia mati, tapi juga tidak terima ia hidup bahagia.

Apakah sakitnya terobati? Bisa jadi lukanya malah semakin parah karena ia terus mengingat sakit hatinya dan selalu menginginkan yang melukai selamanya menderita. Bila mata ganti mata, bukankah semua orang di dunia ini akan buta?

Masih bermanfaatkah balas dendam dilakukan untuk mengobati sakit hati?

“Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” (Mat 5:38-39)

Ajaran Yesus itu ditertawakan banyak orang, “masak dipukul, orang yang dipukul tetap tersenyum!” Tidak masuk akal, keras, tetapi inilah ajaran yang maha hebat.

Yesus mengajarkan untuk tidak balas dendam. Kejahatan apa pun tetap jahat, tetapi pelaku tidak pernah sepenuhnya jahat. Balas dendam hanya akan melipatgandakan kejahatan. Selain itu, semua orang sesungguhnya mendambakan dunia yang damai dan meyakini kebaikan hati akan mengikis perselisihan.

Yesus telah diperlakukan sangat kejam, namun Ia tidak membalas. Ia tetap mengasihi. Dan kasih memang mampu mengobati luka hati dan memperbaiki perilaku orang yang sudah melukai.

Tuhan, kami ingin menjadi murid-Mu yang sejati.

(Abakaeb, Rm. Paulus Supriyo, Pr. – Pugeran Yogyakarta)

TERBARU