RENUNGAN HARIAN | Kuat dalam Tekanan

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on email

(Kamis, 23/04/2020)

Sungguh berat! Dalam beberapa minggu, wabah Covid-19 telah memporak-porandakan kesejahteraan, antara lain bidang kesehatan, ekonomi, dan kehidupan sosial.

Menghadapi masalah, orang mengatakan jangan menjadi kayu karena kayu bisa hancur. Jangan jadi busa yang lentur karena busa bisa usang. Jangan menjadi baja karena baja bisa dipatahkan oleh api. Tetapi ia mengatakan,”Jadilah bagaikan bola pingpong. Semakin keras dipukul, bola pingpong semakin kuat dan tinggi melentingnya.” Cerita ini sekedar mau mengatakan menghadapi tekanan, tidak boleh hancur, orang harus tetap kuat, bahkan semakin kuat.

“Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, katanya: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” (Kis 5:27-29)

Para rasul telah mengalami tekanan berat, bahkan akan dibunuh. Namun para rasul tetap tabah. Justru tekanan, ancaman, penganiayaan, penyiksaan makin berat, iman para rasul kian bertambah kuat. Mereka yakin akan belas kasih Allah melalui Tuhan Yesus yang bangkit.

Semoga dalam keadaan apapun, lebih-lebih saat wabah ini, iman kita tetap kuat. Kuat dalam tekanan. Badai pasti berlalu. Yesus andalanku. Semoga kita juga makin kuat dalam pengorbanan bagi kesejahteraan umum.

Dalam rapat dengan para rama melalui teleconference, Rabu (22/04), Mgr. Robertus menegaskan supaya paroki-paroki sudah mempunyai rencana antisipasi yang jelas untuk 3 bulan ke depan berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi. Inilah pula kepedulian yang kuat dari uskup kita.

(abakaeb, Rm. Paulus Supriya, Pr. – Paroki Pugeran Yogyakarta)

TERBARU