GEREJA BRAYAT MINULYO
Perkembangan Singkat Gereja
Seiring dengan perkembangan jumlah umat Katolik di Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran yang sangat pesat pada era tahun 1960-an, didasarkan bahwa gedung Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran sudah tidak dapat menampung umat yang akan mengikuti misa mingguan. Maka para tokoh umat di wilayah Kulon Kali Winongo (selanjutnya disebut sebagai Kulon kali) dari kalangan tua maupun muda berkeinginan dapat menyelenggarakan misa di wilayah Kulon Kali secara bersama-sama, karena misa di Kring (sebutan untuk lingkungan sekarang) dilaksanakannya setiap Selapan (35 hari) sekali.
Sekitar tahun 1964 Romo Paroki yang kala itu dijabat oleh Rm. Alexander Djajasiswaja, Pr., mengusulkan agar semua lingkungan yang berada di wilayah Kulon Kali dijadikan satu sektor (kalau itu disebut sektor Wirobrajan) dan akan mendapatkan layanan misa mingguan setiap hari Minggu ganjil. FX. Jemedi Bersama dengan Pancratius Iskandar Poerohandjojo yang kala itu menjabat sebagai Ketua Kring Sindurejan dan sekaligus sebagai sesepuh gaduh matur kepada Ndoro Danu agar umat Katolik di sektor Wirobrajan diperkenankan menggunakan Pringgitan.
Pada era tahun 1970-an perkembangan jumlah umat Katolik di sektor Wirobrajan menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Agar lebih mudah melaksanakan koordinasi, baik dengan Paroki maupun dengan Kring, berkumpullah para tokoh untuk membentuk kepengurusan sektor Wirobrajan. sebagai ketua terpilih saat itu adalah Raden Pancratius Iskandar Poerohandjojo dari kring Sindurejan.
Dikarenakan ada isu Pringgitan akan diminta kembali oleh pihak Kraton, segeralah para pengurus dan tokoh sektor Wirobrajan mengadakan pertemuan, baik secara formal maupun informal untuk mencari jalan keluar Seandainya isu itu benar adanya. Seorang umat Katolik di lingkungan Sindurejan, yakni J.P. Pudjosubroto mempersembahkan sebidang tanah miliknya seluas 840 m2 di kampung Patangpuluhan untuk digunakan sebagai tempat ibadah. Beliau adalah staf Kedutaan RI yang bertugas di beberapa negara di Eropa. Panitia Tetap-pun di bentuk untuk Mencari dana dan merancang bentuk tempat ibadah, yang di ketuai oleh Bapak Raden Pancratius Iskandar Poerohardjojo dan sekretaris Bp. J. Widyayadi Suhari.
Pada tanggal 1 Januari 1979 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Romo FX.Wiyono, Pr. Adapun pelaksanaan pembangunan baru dimulai pada tanggal 19 Februari 1979. Pada tanggal 27 Januari 2001, gereja dapat membeli tanah seluas 203 m2 yang terletak di sebelah timur Wisma Asih. Selanjutnya pada tanggal 31 Juli 2001 dibentuklah panitia pembangunan atau renovasi Gereja Brayat Minulya (GBM) yang diketuai oleh Ir.A. Suhartono atas Prakarsa Rm. A. Wagiman Wignyosumantoro, Pr. Pada tanggal 23 Oktober 2003 Dewan wilayah Wirobrajan mengadakan rapat Bersama untuk menindaklanjuti Pembelian tanah seluas 607 m2 yang terletak di sebelah timur tanah milik GBM yang baru dibeli. Pada tanggal 3 Juli 2004, tanah tersebut dapat terbeli.
Pembangunan Gereja Dilakukan dengan 2 tahap, tahap pertama selesai pada Perayaan Lustrum V tahun 2005 lalu tahun 2007 pembangunan tahap kedua selesai.
ALAMAT
Jl. Lokananta 9, Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55251